Ngaji Kitab DBR Edisi 1: Asas-Asas Perjuangan dan Taktik
Ngaji Kitab DBR Edisi 1: Asas-Asas Perjuangan dan Taktik
Bagi pejuang Marhaenis, perlu untuk
mengkaji dasar yang menjadi pokok pemikiran dan perjuangan Soekarno yang
dijadikan sebagai sebuah pedoman untuk memperjuangkan atau
mensejahterakan hak-hak kaum Marhaen.
Asas adalah dasar cita-cita atau tujuan
yang menjadi tumpuan berpikir dan bersikap serta menentukan bagaimana
cara berjuang, untuk siapa berjuang dan sampai kapan perjuangan itu
berakhir. Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang patut kita jawab.
Tidak hanya itu, bentuk sikap yang akan dilakukan sebagai bentuk
praksis perjuangan pun penting untuk dirumuskan.
Dengan mengetahui asas, maka akan
dirasakan kegelisahan yang menimpa masyarakat sejak dulu hingga
sekarang. Bung Karno melihat kenyataan riil yang terjadi di masyarakat
tentang adanya bentuk ketertindasan, penderitaan dan masih banyaknya
kaum miskin yang patut diperjuangkan menuju masyarakat tanpa penjajahan
dalam bentuk apapun, serta menjadikan masyarakat yang adil, makmur dan
sejahtera demi mewujudkan Sosialisme Indonesia.
Perjuangan yang diartikan usaha
memperoleh kebutuhan yang dicita-ciakan untuk menghapuskan Kolonialisme
dan Imperialisme tersebut, setiap generasi dituntut berpikir cerdas
dengan berbagai taktik yang dapat berubah-rubah tiap waktu, jika
diperlukan.
Pentingnya juga kita mengetahui bahwa
asas perjuangan adalah dasar yang menentukan hukum-hukum dan garis-garis
besar perjuangan, dengan maksud untuk mencapai cita-cita dan
melaksanakan apa yang menjadi pedoman sebagai asas yaitu untuk mencapai
Sosio-Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi. Sosio-Nasionalisme sebagai paham
kebangsaan yang berdiri di atas kondisi riil masyarakat dan
Nasionalisme yang menghendaki selamatnya kaum Marhaen. Sedangkan
Sosio-Demokrasi merupakan paham kerakyatan sistem negara yang dapat
mewujudkan kesejahteraan kaum Marhaen.
Dalam perjalanan sejarah, asas perjuangan yang bertumpu pada azas Marhaenisme berupa Non-cooperatif, Machtsvorming dan massa-aksi digunakan
Soekarno untuk mencapai Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945. Yang perlu
diingat oleh para Marhaenis saat ini adalah terus memegang teguh asas
Marhaenisme demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur secara
totalitas. Perlunya menyusun kembali perjuangan, strategi dan taktik
untuk mencapai semua itu. Karena seperti yang sudah diingatkan oleh
Soekarno bahwa kemerdekaan itu hanyalah jembatan emas menuju masyarakat
yang adil dan makmur.
Kondisi zaman yang seperti sekarang ini,
benarlah apa yang dikhawatirkan Soekarno bahwa seandainya kekuatan
politik tidak dipegang oleh kaum Marhaen/Marhaenis, maka keroposlah
bahkan runtuh jembatan itu. Dan realita pada hari ini, apakah kekuatan
politik dipegang oleh kaum Marhaen? Atau dipegang sekelompok golongan
yang mengatasnamakan sebagai representasi rakyat? Jika beginilah adanya,
mari saudara-saudara kita gugat dan kita rumuskan secara bersama dengan
memakai taktik yang relevan untuk memperhatikan dan melawan pergerakan
musuh dengan membaca kondisi riil saat ini.
Penyusunan kembali perjuangan dan taktik
yang berlandaskan pada asas Marhaenisme adalah mengembalikan revolusi
kemerdekaan kepada jalurnya. Menghilangkan dan mengganti perkataan
rakyat yang kini menjadi “Marhaen”, merupakan titik fundamental dalam
menyusun perjuangan dan taktik itu. Karena perkataan Marhaen adalah
inheren dalam sebuah antitesa terhadap penindasan, ketidakadilan,
kemiskinan dan perbudakan. Mengapa harus mengganti bahkan menghilangkan
perkataan rakyat itu? Karena subjek penindas adalah bagian dari rakyat
sendiri, jika kita menyusun perjuangan atas dasar rakyat, maka kita akan
gagap dalam menyusun perjuangan dan taktik itu.
Oleh karena itu, mari refleksikan
bersama, apakah asas perjuangan dan taktik para Marhaenis sudah cocok
dengan konteks alam dan zaman yang berkembang sekarang ini? Ingat! ini
masih menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mewujudkan cita-cita pendiri
bangsa dan kaum siapapun yang tidak rela akan adanya penindasan maupun
perbudakan modern masa kini. Selama masih ada kaum Marhaen, yaitu kaum
yang melarat, miskin atau belum terpenuhi kebutuhan hidupnya, maka
selama itu juga jangan sekali-kali menunda-nunda apalagi menghentikan
perjungan itu.
Merdeka !!!
Penulis: Yazid Maulana
Editor: Munir A. Sudhena (Ali Munir)
GmnI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Posting Komentar untuk "Ngaji Kitab DBR Edisi 1: Asas-Asas Perjuangan dan Taktik"
Berkomentarlah dengan Bijak dan Kritis!