Pesan Soekarno Kepada Aktivis Islam
Soekarno yang seorang muslim, dalam
masa kepemimpinannya mengingatkan kepada rakyatnya khususnya aktivis
muda (Islam) untuk berfikir jernih dalam memecahkan persoalan. Melakukan
tindakan gegabah akan sulit untuk menyelesaikannya. Apalagi didalam
persoalan siapa yang harus kita adili, Isntansinya atau orangnya. Karena
pada sekitar tahun 1965, terjadi pembantaian besar-besaran kepada
rakyat Indonesia. Gejolak politik nasional pada waktu itu memang begitu
menegangkan, apalagi pasca tragedi Gestok/G30S.
Dalam buku Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Presiden Soekarno 30 September 1965-Pelengkap Nawaksara, Bung Karno mengatakan “Saudara-saudara,
negara ini terancam retak terutama sesudah Gestok (Gerakan Satu
Oktober). Sebab, manakala negara ini pecah, Islam di Indonesia juga akan
ikut menderita kerugian,”
Dalam pikiran Bung Karno pada waktu itu,
bagaimana orang-orang Islam namun tidak mengerti apa yang diajarkan oleh
Islam. Di daerah Jawa Timur misalnya, banyak orang-orang yang dibunuh
dan jenazahnya dibuang di bawah pohon, dipinggir sungai bahkan dibuang
ke sungai. Mereka tidak berani mengurus karena takut dibunuh. Padalah
menurut Soekarno, bukankan dalam Islam mengurus jenazah hukumnya adalah
Fardu Kifayah?
Setelah banyak oaring-orang yang dibunuh,
banyak anak-anak kecil yang terlantar dan menjadi yatim piatu karena
orang tuanya telah meninggal. Dan yang lebih menyedihkan lagi, tidak ada
yang mau mengurus anak-anak yatim pitau yang tidak berdosa itu. “Yang mau ngerumat (mengurus) anak-anaknya si korban pun diancam. Padahal ngerumat
anak yatim itu pun adalah perintah agama Islam. Agama Islam itu malahan
boleh dikatakan agama untuk, ini sekadar sebutan, anak yatim. Sebab,
dalam ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis nabi disebut peliharalah yatim,” kata Sukarno.
Oleh karena itu, Soekarno meminta kepada
aktivis Islam pada waktu itu untuk turun ke bawah, melihat kondisi
masyarakat. Itu akan lebih baik bagaimana menyelesaikan masalah, dari
pada harus saling hakim menghakimi. Hal ini malah akan mencoreng nama
Islam nantinya, dan membuat stigma buruk bagi Islam itu sendiri. Karena
pada waktu itu aktivis baik Islam atau bukan adalah dari kalangan
mahasiswa, maka Soekarno juga member pesan; “Buat mahasiswa Islam
dan seluruh mahasiswa oleh karena mahasiswa lebih banyak membaca buku
daripada orang-orang lain, pegang ucapan Gibbon dan Arnold Toynbee : a great civilization never, never goes down unless it destroys itself from whitin (satu
peradaban yang besar tidak akan hancur kecuali jika merusak dirinya
sendiri, memecah diri sendiri, aku berkata, merobek-robek dadanya dari
dalam)”.
Pesan soekarno sebelum menutup pidatonya
pada waktu itu agar para aktivis Islam untuk turun ke bawah mengurusi
jenazah-jenazah karena itu adalah fardu kifayah. “Kerjakanlah
dengan sebaik-baiknya agar dunia ini betul-betul menjadi baik, karena
engkau menyumbang kepada kebaikan itu. Masa depan Indonesia tergantung
padamu, pemuda dan pemudi Indonesia,” kata Sukarno menutup amanatnya
Redaksi Marhaenis Lokajaya
GmnI UIN Sunan Kalijaga
Posting Komentar untuk "Pesan Soekarno Kepada Aktivis Islam"
Berkomentarlah dengan Bijak dan Kritis!