Puisi Isna Gustanti: Payung
bukan payung yang senantiasa menghancurkan.
Sebuah payung memang penting
untuk perlindungan dan pengayoman yang berada di bawahnya
walau hujan oleh masalah
diterpa tikaman fitnah
dan berbagai tuduhan yang mengguncangkan
atau pun penyebab badai yang dahsyat
payung itu harus bisa melindungi orang-orang yang ada di bawahnya
walaupun ia tak pernah tau apa yang akan terjadi
dan apa yang akan diterimanya dalam nasib selanjutnya
seorang payung harus bisa melindungi dan mengayomi
agar orang-orang di bawahnya tetap selamat dan terjaga
tanggung jawab seorang payung lebih besar dari biasanya
keutuhan yang harus diembannya
Seperti halnya sebuah kepemimpinan
kepemimpinan yang demokratis perlu terwujud
bukan kepemimpinan yang otokratis yang menjadi acuan
bawahan perlu kepemimpinan yang selalu teguh dalam pendirian
tetap pada tujuan
mewujudkan impian
dan selalu melindungi mengayomi bawahannya.
Sebuah otak perlu kaki dan tangan yang bisa mengukuhkan tujuannya,
tetapi otak juga perlu berbagi bagaimana caranya agar ia bisa berpijak di kakinya sendiri,
agar ia bisa berpegang teguh dengan tangannya yang terkuat.
Karena pada dasarnya sebuah kepala tanpa kaki ia tak akan bisa berpijak
tetapi sebuah kaki tanpa kepala ia tak akan bijaksana.
Jika anda seorang pemimpin, apakah anda bisa menerapkan seorang pemimpin yang demokratis, dan berwibawa serta menerapkan sifat payung ini?
Yogyakarta, 2017
Isna Gustanti, Kader DPK GMNI UIN SUKA.
sumber gambar: https://pxhere.com/id/photo/780862
untuk perlindungan dan pengayoman yang berada di bawahnya
walau hujan oleh masalah
diterpa tikaman fitnah
dan berbagai tuduhan yang mengguncangkan
atau pun penyebab badai yang dahsyat
payung itu harus bisa melindungi orang-orang yang ada di bawahnya
walaupun ia tak pernah tau apa yang akan terjadi
dan apa yang akan diterimanya dalam nasib selanjutnya
seorang payung harus bisa melindungi dan mengayomi
agar orang-orang di bawahnya tetap selamat dan terjaga
tanggung jawab seorang payung lebih besar dari biasanya
keutuhan yang harus diembannya
Seperti halnya sebuah kepemimpinan
kepemimpinan yang demokratis perlu terwujud
bukan kepemimpinan yang otokratis yang menjadi acuan
bawahan perlu kepemimpinan yang selalu teguh dalam pendirian
tetap pada tujuan
mewujudkan impian
dan selalu melindungi mengayomi bawahannya.
Sebuah otak perlu kaki dan tangan yang bisa mengukuhkan tujuannya,
tetapi otak juga perlu berbagi bagaimana caranya agar ia bisa berpijak di kakinya sendiri,
agar ia bisa berpegang teguh dengan tangannya yang terkuat.
Karena pada dasarnya sebuah kepala tanpa kaki ia tak akan bisa berpijak
tetapi sebuah kaki tanpa kepala ia tak akan bijaksana.
Jika anda seorang pemimpin, apakah anda bisa menerapkan seorang pemimpin yang demokratis, dan berwibawa serta menerapkan sifat payung ini?
Yogyakarta, 2017
Isna Gustanti, Kader DPK GMNI UIN SUKA.
Posting Komentar untuk "Puisi Isna Gustanti: Payung"
Berkomentarlah dengan Bijak dan Kritis!