Komunikasi dalam Rumpun Kebangsaan
Oleh: Anggi Kania (SarinahGMNI UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
http://kesmas-fkm.blogspot.co.id
Maraknya
pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan memporak porandakan adat budaya yang
menjadi jati diri kita sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme,
dimana loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap warga bangsa
ditunjukan kepada bangsanya sendiri. Kokohnya persatuan bangsa dengan
berkembangnya kesatuan budaya, memerlukan warga bangsa yang kompak dan bersatu
dengan ciri kebangsaan, netralitas birokrasi pemerintahan yang berwawasan
kebangsaan, sistem pendidikan yang menghasilkan kader pembangunan berwawasan
kebangsaan. Tentunya ini semua tidak lepas kaitannya dengan kita menjalin komunikasi
sesama warga bangsa.
Komunikasi kebangsaan yang
terkandung didalamnya membahas bagaimana komunikasi itu harus dilakukan,
sehingga berperan sebagai penunjang nilai-nilai kebangsaan, yakni terciptanya
bangsa yang bersatu dalam satu pemahaman makna kesadaran kebangsaan. Makna kebangsaan mengacu pada sesuatu yang
mendorong individu mewujudkan tujuan bersama, saling menbantu, dan tidak
mementingkan diri sendiri. Tindak korupsi adalah contoh perilaku individu atau
suatu kelompok masyarakat yang tidak memiliki nilai kebangsaan, yang ada hanyalah
kepentingan perseorangan atau kelompok. Kebersamaan adalah sesuatu yang langka.
Komunikasi menjadi
kunci yang diharapkan mampu mengatasi jalan buntu kegelapan nilai-nilai budaya
dalam dinamika gerak kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan kita.
Kelangkaan negarawan dan surplusnya politikus pragmatis menunjukkan betapa kita
semua memerlukan sebuah konstruksi komunikasi kebangsaan yang mampu membangun
harga diri dan citra bangsa yang beradab dan bermartabat. Bangsa ini perlu
pemimpin yang menjalankan tugasnya dengan benar, perlu guru bangsa yang mampu
merahmati semesta publik, sekaligus memanusiakan manusia, mengangkat harkat
martabat publik, mendeliberasi ruang publik, serta membangun masyarakat yang
kuat.
Berdiskusi mengenai
nilai-nilai kebangsaan dapat memberi peran untuk warga negara yang proaktif
mengantisipasi perkembangan lingkungan stategik dengan memberi contoh bagi
bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi tantangan dari
luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa
merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang
beradab. Konsistensi terhadap perjuangan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan pada
bangsa menentukan kepastian tindakan dan konstruksi komunikasi yang kita
ekspresikan. Bung karno, Bung Hatta, Syahrir, Kihajar dan Tan Malaka merupakan
contoh dari orang-orang yang konsisten sampai akhir hayatnya memperjuangkan
ideologi kaum tertindas dan melawan terhadap segala bentuk penindasan manusia
baik melalui feodalisme, kolonialisme,
dan imperialisme gaya lama maupun baru.
Kita masih memiliki
Bapak Bangsa, Guru Bangsa, Sultan Hamengkubuwono yang sejauh ini selalu
konsisten berperan menjaga dan merawat sistem budaya serta citra kebangsaan
Indonesia. Menjadi tugas kita semua untuk menjaga keseimbangan sistem sosial
budaya dan eksistensi citra bangsa Indonesia. Dengan menyamakan makna
kebangsaan di setiap warga negara akan terjunjung rasa kebersamaan, persatuan,
kesatuan untuk memperkokoh dan memperjuangkan cita-cita luhur bangsa. Sosialisasi
sistem pendidikan yang mampu mencerdaskan, membebaskan, mendorong kemandirian
sosial dan terbangunnya budaya progresif akan menciptakan sistem pendidikan
nasional yang termaktub dalam batang tubuh UUD 1945 yang mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memajukan kebudayaan nasional. Komunikasi publik yang akan
mengantarkan publik ke puncak Indonesia yang berkebangsaan adil dan beradab.
Akhirnya, bagi bangsa
Indonesia, untuk memahami bagaimana wawasan kebangsaan, perlu memahami secar
mendalam falsafah Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya
dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang bermuara pada
terbentuknya karakter bangsa. ”kebangsaan suatu bangsa baru dapat dilihat dalam
suatu peperangan. Apakah mereka bisa bersatu untuk mengalahkan musuh bersama.”
Menjadi penting bagi
kita untuk secara konsisten merawat nurani dan pandangan dunia yang semakin
lama semakin dirusak oleh informasi-informasi negatif peradaban akibat
merjalelanya aura dominatif kaum kelompok ekonomi kuat maupun watak destruktif
kaum neo kolonialis dan imperialis terhadap bangsa-bangsa maupun kelompok kebangsaan
lain yang diposisikan lebih rendah. Dengan
demikian, pengkonstruksian sistem komunikasi, utamanya komunikasi kebangsaan
yang pasti dan berkeadaban menjadi kebutuhan yang harus dimiliki setiap bangsa.[]
Posting Komentar untuk "Komunikasi dalam Rumpun Kebangsaan"
Berkomentarlah dengan Bijak dan Kritis!