Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mempertanyakan  Eksistensi Mahasiswa di Jaman Now


cholidaholiday.blogspot.co.id

Apa eksistensi mahasiswa? mahasiswa yang dikenal sebagai agen of change, agen perubahan, kini mengalami perubahan yang sangat drastis yaitu mengalami dekadensi dalam bidang intelektual, mahasiswa biasanya di warkop  aktif dalam berdiskusi suara-suaranya selalu lantang di telinga ketika berada di warkop. Warkop sebagai ranah pengaplikasian intelektual  bagi para mahasiswa ternyata, beralih fungsi menjadi tempat favorit  bermaian game Mobile Legend. Yang saya jumpai di cafe-cafe hari ini, yang biasanya mejadi tempat berdiskusi, tempat memaparkan segala pemahamannya mengaenai realita sosial di sekitar, agar cepat terselesaikan dan  menemukan hal yang solutif untuk menyelesaikan masalah itu. Namun, tempat ngopi(ngobrol pintar) hanya menjadi tempat kongkow asyik yang dipenuhi dengan teriakan serang, bertahanan, tolong saya dan hancurkan turent, bukan teriakan yang bernuansa pembelaan terhadap kaum tertindas yang diseabut marhaen. Lantas apa yang sebenarnya terjadi terhadap mahasiswa? apakah ini merupakan penjajahan terhadap pemuda yang akan menjadi pemimpin yang menggerakkan Indonesia ke era kemajuan? 
 Kenyataannya kini, alat komunikasi hp tidak lagi di gunakan sebagaimana mestinya,  justru sekarang lebih banyak di gunakan sebagai tempat bermain game yang akan mengkerdilkan ilmu pengetahuan kita sebagai mahasiswa.  Sebenarnya apa sih tugas mahasiswa atau apa sebenarnya yang harus dilakukan sebagai mahasiswa? pertanyaan yang paling mendasar in sesungguhnya tidak patut lagi di pertanyakan,  hanya saja realita hari ini, kembali menyadarkan kita bahwa perlunya mengkaji ulang  posisi mahasisiwa  hari ini, tepatnya dimana eksitensi mahasiswa  hari ini?.
Apakah game yang kita ketahui saat ini yang sudah menjadi favorit? Yang berasal dari cina  adalah gaya baru kolonial jaman now, yang sengaja menguasai mengincar para pemuda (mahasiswa).  Agar mahasiswa tidak lagi aktif dalam berdiskusi, baca buku dan beretorika. Apakah kita sadar dengan itu semua dengan keterjajahan yang sedang berlangsung, saya bekata tidak, dimana kita tidak lagi sibuk dengan diskusi, membahas  isu-isu perpolitikan, masalah-masalah sosial  di negara kita ini. justru sebaliknya kita malah asik dengan bermain game terutama game mobile legend.
Bukankah kita sudah lupa dengan apa yang pernah dikatakan bung karno, “Berikan aku seribu orang tua maka akan cabut gunung semeru, tapi berikanlah aku sepuluh pemudah maka akan ku goncangka dunia”.  Pemuda seperti apakah yang dimaksud bung karno? Saya menjawab pemuda yang kritis, berintelektual, jenius dan pandai beretorika  karena pemuda adalah tonggak perubahan, generasi penerus bangsa sebagai penyambung lidah rakyat indonesia.
Yoyakarta  yang juga terkenal sebagai kota pendidikan selain kampus juga warung kopi (warkop) sebagai pngembangan ilmu pengetahuan. Pada kenyataannya itu semua pudar dengan adanya  kemajuan teknologi yang tidak seimbang. Ketidak seimbangan yang dimaksud teknologi bukan digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan, justru malah sebaliknya teknologi hanya di gunakan sebagai pembodohan yang tiada habisnya.  Kita sibuk dengan bermain game yang akan mumbuat kita kecanduan lupa akan siapa diri kita sendiri, sehingga kampus tidak lagi sebagai kajian formal, warkop bukan lagi sebagai tempat pengembangan ilmu pengatahuan, jikalau seperti ini, saya curiganya kota pendidikan ini akan hancur di 2020 sebelum Indonesia 2030 yang diprediksi hancur, isu yang hangat di media apakah kita akan membiarkan itu terjadi tentu tidak kita sebagai pemuda-pemuda indonesia  mampu memerangi  kebodohan, keterbelakangan dan penindasan, itu semua hanya bisa dilakukan oleh  para pemuda-pemuda  yang sadar apa yang terjadi.  Sadar bahwa pendidikan adalah pembebasan dari kegelapan yang akan mengantarkan kita menuju cahaya yang mulia. Dengan pendidikan kita akan bebas dari kungkungan-kungkungan yang mengikat kita selama ini.
Marilah kita bangun dari tidur nyeyak sadar akan adanya penindasan-penindasan yang sedang berlangsung, marilah kita kembali bersatu dalam barisan dengan satu tujuan melawan musuh bersama, seperti yang di katakan bung Karno, liberalisme, kapitalisme, dan klonialisme.  Selama ketiga ini masih ada di dunia maka untuk mencapai keadilan bagi seluruh rakyat  indonesia itu mustahil terjadi. Sebab itu ayo dan lawan, siapa yang berhenti akan di seret oleh sejarah ingat bung dan sarinah revolusi kita belum selesai.
Negara kita ini, Indonesia, adalah negara dengan berjuta kekayaan, contoh yang paling jelas yaitu gunung emas di Papua yang di kelola oleh orang asing, meskipun sejak pemerintahan Jokowi omset-nya 51% untuk Indonesia namun tidaklah kita berpikir bahwa itu masih sistem kapitalisme yang bersarang di tanah paling timur negara kita itu. Fakta yang lebih mengerikan lagi, di balik perusahaan PT.FREEPORT banyak rakyat miskin yang menderita dan banyak anak kecil yang kekurangan gizi. Maka dari itu, marilah sadar pemuda! Marilah sampaikan aspirasi rakyat! Mari tinggalkan gadgetmu hanya untuk bermain game Mobile legend! Karena rakyat butuh bantuan untuk benar benar merdeka dari kaum kapitalis murka yang tamak akan harta.[]


Posting Komentar untuk "Mempertanyakan  Eksistensi Mahasiswa di Jaman Now"