Mengapa Harus Mulai Menulis?
Oleh: Istiyani Rahayu

http://muhammadreynaldhie.blogspot.co.id
Menulis tak hanya sekedar hobi,
melainkan wujud menuangkan ide, gagasan, pendapat, luapan emosi hingga curahan
hati yang tak dapat diungkapkan melalui kata-kata. Kita dapat menuliskan segala
sesuatu yang terlintas dalam otak, inspirasi dapat tertuang secara bebas,
mengikuti keinginan si penulis. Nilai tambahnya tulisan itu menjadi gambaran
pribadi penulis. Keuntungan dari menulis sangat banyak diantaranya sebagai
sarana menuangkan ide, sarana berkomunikasi dengan orang lain, media berbagi
ilmu, melepaskan semua beban pikiran, hingga menghasilkan uang.
Mengapa kita harus mulai menulis?,
seperti kata Ali Bin Abi Thalib “Ikatlah Ilmu Dengan Menulis”. Apa
alasannya?, Sebab dengan menulis maka kita akan mengingat atas segala hal yang
telah kita dapat baik itu pengalaman hidup, ilmu pengetahuan, motivasi,dll.
Kebanyakan orang memandang menulis adalah suatu perbuatan sia-sia dan tidak ada
faedahnya. Apabila kita bisa mengutarakan langsung secara lisan mengapa harus
dituliskan? Tetapi coba kita berpikir
sejenak, mulai saja dari hal kecil semacam daftar belanja, diari, dan buku
catatan materi pelajaran kita. Nah, menulis itu perlu sebagai sarana pengingat.
Daftar belanja agar kita bisa membeli barang sesuai keperluan. Diari ibarat
dokumen sejarah berisi jejak-jejak suka duka di masa lalu, sarana nostalgia dan
mengenang kisah hidup kita.
Dalam bermasyarakat menulis pun
sebuah kegiatan yang penting, misal proposal agenda kegiatan rutin, laporan
bulanan desa, jadwal ronda malam, dll. Bahkan urusan kenegaraan juga memerlukan
keahlian menulis, misal data ekspor-import, Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) hingga kaleidoskop peristiwa yang telah terjadi selama setahun terakhir.
Bahkan mempelajari asal-usul kita juga butuh tulisan data tanggal lahir,dst.
Itulah mengapa menulis sangatlah penting dilakukan.
Sekarang pikirkanlah, mengapa
tokoh seperti WS. Rendra, Chairil Anwar, Kuntowijoyo, Buya Hamka begitu dikenal
masyarakat? Jawabannya karena karya tulis
mereka yang selalu dikenang hingga sekarang. Hingga seakan-akan orang
merasa tokoh-tokoh tersebut masih ada di dunia ini sebab karya mereka yang tak
pernah hilang dari perbincangan hingga detik ini.
Seperti peribahasa “Gajah Mati
Meninggalkan Gading, Harimau Mati Meninggalkan Belang, Manusia Meninggalkan
Nama”. Itulah sebabnya bila kita ingin tetap dikenang oleh orang setelah
kita tiada maka asahlah potensi dan bakat diri yang bermanfaat bagi orang lain.
Prihatin memang, kondisi masyarakat di abad-21 ini, kita sangat kekurangan
bahan literasi sebab kurangnya minat menulis. Sebagian besar lebih memilih
berbisnis, wirausaha, atau berpolitik. Sebagian kecil orang menulis hanya
sekedar mencari pendapatan finansial dengan mengutamakan kuantitas tulisan
dibanding kualitas tulisan mereka. Di sisi lain ada sekelompok minoritas yang
sedang berusaha mengasah kemampuan menulisnya, tetapi tidak memperoleh dukungan
berupa komunitas atau wadah bagi para penulis pemula yang produktif. Mayoritas
orang memiliki minat membaca suatu artikel hanya melihat dari judulnya, lalu
jumlah tulisannya. Orang jarang membaca suatu artikel secara tuntas apabila
tulisan berlembar-lembar karena kalah dengan rasa malasnya. Padahal kita bisa
menilai kualitas dari suatu karya tulis apabila telah membaca keseluruhan.
Jadi, bila seseorang membaca hanya sepenggal, maka pemahaman yang ia dapat dari
hasil membaca juga hanya sebagian dari seluruhnya. Cara ini berakibat pada
kesalahan menafsirkan isi bacaan kita.
Inilah alasan jiwa kepenulisan
perlu dikembangkan. Apabila seseorang ingin membuat suatu karya, misal makalah
untuk tugas kuliah. Maka dia wajib mencari buku-buku sumber sebagai rujukan
makalahnya. Kemampuan memahami tulisan dan mencari sumber yang relevan menjadi
tolak ukur atas kualitas karya kita.
Menulis juga melatih kepekaan
seseorang terhadap lingkungan sekitarnya dan meningkatkan daya berpikir otak
menjadi lebih kreatif, inovatif dan produktif.
Kritik, saran dan opini publik juga sangat perlu guna mengawasi setiap
tindakan yang terjadi di sekitar kita. Dengan menulislah hasil pengamatan kita
dilaporkan sebagai sarana koreksi bagi orang lain.
Dengan demikian marilah sekarang
mulai berpikir kritis, rasional dan memahami realita yang telah terjadi di
sekitar kita secara lebih intensif demi memperoleh ide wawasan dan gagasan baru
untuk perbaikan kondisi kehidupan ini dalam rangka perbaikan demi kemaslahatan
bersama.[]
Posting Komentar untuk "Mengapa Harus Mulai Menulis?"
Berkomentarlah dengan Bijak dan Kritis!