Langit Juruan: Puisi
Oleh: Ali Munir S.
Kami berbuka dengan sederhana
Nasi jagung dan daun kelor
Masih aku rasakan sejuk angin di awal petang
Bintang bintang gemerlapan
Serupa engkau
Bayang bayang wajahmu masih di sini
Rindu yang sudah terlanjur
Harapan yang tak pernah putus
Bila perjalanan adalah pertanda
Kuingin suatu saat kau disini
Dan aku bersua di dekat telingamu:
"Bolehkah aku memanggilmu " Mama"'?
Engkau, yang pertama dalam nafasku
Menjadi sajak sajak abadi
Yang tak lekang oleh pertengkaran
Tak pudar oleh jarak dan rintangan
Maafkan aku yang mencintaimu
Aku hidup karena cinta
Dan terimakasihku, atas segala yang pernah kutemukan
Padamu
Sumenep, 2018
Kami berbuka dengan sederhana
Nasi jagung dan daun kelor
Masih aku rasakan sejuk angin di awal petang
Bintang bintang gemerlapan
Serupa engkau
Bayang bayang wajahmu masih di sini
Rindu yang sudah terlanjur
Harapan yang tak pernah putus
Bila perjalanan adalah pertanda
Kuingin suatu saat kau disini
Dan aku bersua di dekat telingamu:
"Bolehkah aku memanggilmu " Mama"'?
Engkau, yang pertama dalam nafasku
Menjadi sajak sajak abadi
Yang tak lekang oleh pertengkaran
Tak pudar oleh jarak dan rintangan
Maafkan aku yang mencintaimu
Aku hidup karena cinta
Dan terimakasihku, atas segala yang pernah kutemukan
Padamu
Sumenep, 2018
Posting Komentar untuk "Langit Juruan: Puisi "
Berkomentarlah dengan Bijak dan Kritis!