Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang Lebih Penting Dari Sekedar Membicarakan Full Day School, Zonasi dan UN dalam Pendidikan Kita

Yang Lebih Penting Dari Sekedar Membicarakan Full Day School, Zonasi dan UN dalam Pendidikan Kita

“Pengetahuan itu terbatas. Sementara imajinasi itu tak terbatas.” Albert Einstein

Barangkali kita sudah lelah dengan ilusi pendidikan formal (yang katanya bahkan wajib belajar) selama 6-12 tahun. Bayangkan, selama bertahun-tahun itu kita hanya dikurung di dalam kelas, tanpa diperlihatkan proses kehidupan yang nyata. Akhirnya, kita hanya hapal 1+1 = 2, dari pada mengihung keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah orang yang ada di dalam keluarga kita. Pertanyaannya, untuk bisa memberikan kita uang jajan, orang tua kita tidak perlu tahu apakah Kadal termasuk hewan Mamalia bukan?

KURIKULUM 2013

It’s Okay. Walaupun Kurikulum kita sudah berubah belasan kali, sementara Malaysia hanya enam kali, sepertinya ada sedikit perhatian pemerintah melalui Kurikulum 2013. Siswa tidak lagi sekadar menghafal, melainkan dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata. Tapi masalahnya sama saja; sama sekali tidak ada seleksi karakter, passion dan keterampilan. Semua siswa tetap dituntut sama; sama-sama banyak tahu dan sedikit berkarya. 

Lalu, apa kabar fasilitas? Ya, kurikulum boleh berkembang, tapi fasilitas tetap mengawang-mengawang bagai layang-layang tanpa tujuan. Bayangkan, untuk tahu tentang “English Grammar” saja, saya dulu harus pesan buku “ABC English Grammar” yang hanya dijual di daerah perkotaan. Ya, usaha sih ada hasilnya juga. Tapi bukan berarti pemerintah menjadikan usaha kami sebagai alasan untuk bermalas-malasan bukan? Belum lagi anak desa pedalaman yang untuk sekolah ‘Ilusinasi’ harus naik bukit turun bukit, di pucaknya ada kedongdong. Nyebrang sungai tak ada rakit, bantuin kami dong!!!

FULL DAY SCHOOL

Full oriented! Pemerintah terlalu tinggi memasang mimpi. Mereka tidak puas bila anak hanya belajar 6 jam di kelas sehari. Mereka pikir hanya sekolah yang bisa memberikan pendidikan, mereka pikir hanya mereka yang bisa memberikan pelajaran, mereka pikir hanya mereka punya siswa-siswa, mereka pikir mereka berkuasa atas dunia siswa, mereka pikir merekalah makhluk suci yang diutus Tuhan! 

Mikir dikit bolehlah. Anak-anak itu bukan sekadar status, melainkan ada komponen yang melingkupinya. Mereka perlu belajar tentang Alam, Interaksi Sosial, Kreasi/hiburan, Kerja Karya, dan sebagainya. Kalau pemerintah sibuk buat kebijakan Full Day School, sementara siswa-siswa semakin benci dengan dunia pendidikan, fasilitas seikhlasnya, apa gunanya? Pemerintah pikir anak-anak yang desanya tidak memiliki sekolah menengah bisa Full Day School di kandang Sapi?

Yang Lebih Penting Dari Sekedar Membicarakan Full Day School, Zonasi dan UN dalam Pendidikan Kita

ZONASI SEKOLAH

Hadeh. Pemerintah memiliki alasan untuk menghapus strata kemajuan sekolah. Emang kemajuan sekolah itu hanya ditentukan oleh adanya siswa-siswa yang pintar? Jika demikian, harusnya tidak ada ceritanya sekolah Swasta yang fasilitasnya tertinggal bisa menjuarai debat tingkat Kabupaten dong? 

Sekolah unggul itu tidak ditentukan oleh banyaknya siswa pintar yang mendaftar. Tidak! Sekolah unggul itu ketika fasilitas lengkap, manajemen jelas, dan gurunya bagus. Kalau pun ada Zonasi, kalau fasilitas dan SDM nya tidak diperbaiki, itu tidak lebih hanya mengubah anggapan seakan-akan tidak ada lagi sekolah unggulan. Iya, memang tidak ada. Tetapi kualitas mutunya sama saja, yang unggul tetap unggul, yang lembek ya tetap lembek. Bahkan bisa jadi siswa pintar yang harusnya semakin maju, ketika dia masuk sekolah asal-asalan, dia menjadi ikutan lembek.

HAPUS UN

Ya, hapus saja. Ujian Nasional itu tidak ada guna, hanya berorientasi pada hafalan dan mengesampingkan proses keseharian selama 6 atau 3 tahun. Tapi, apa gunanya penghapusan UN kalau banyak siswa-siswa yang sulit mendapatkan akses sekolah? Akses yang dimaksud bisa Jarak, Fasilitas, dan mutu pendidikan.

Jadi, tolonglah ratakan pembangunan sekolah di negara kita hingga ke pelosok-pelosok terpencil disertai fasilitas yang merata juga. Biar pemerintah gak bingung, ketika indeks pendidikan kita rendah, jangan malah sibuk otak atik ilusi atau tekstual saja. Lihat juga konteksnya, apakah pembangunan sudah rata? Fasilitas rata? Dan SDM juga rata? 

Bayangkan begini saja: Pembangunan Rata, Fasilitas Rata, SDM Rata, maka saya pastikan pemerintah tidak perlu lagi sibuk-sibuk ngurus kontrol standarisasi. Karena semua sekolah dan guru akan menciptakan siswa-siswa terbaik dengan sendirinya! [] (Ali Munir S.)

Posting Komentar untuk "Yang Lebih Penting Dari Sekedar Membicarakan Full Day School, Zonasi dan UN dalam Pendidikan Kita"