Bagaimana Pertumbuhan itu Bekerja? Hilangnya Jati Diri Bangsa Indonesia
![]() |
Bagaimana Pertumbuhan itu Bekerja? Hilangnya Jati Diri Bangsa indonesia |
Adalah Ichsanuddin Noorsy, yang menyatakan bahwa sejak Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia telah ditarik Kepribadiaannya dari Spiritualis menjadi Materialis. Pasalnya, semua beban pertumbuhan dan kiblat kapital terhadap dunia Barat dimulai dari Perjanjian itu. Poin penting dalam perjanjian itu adalah Indonesia harus menanggung Hutang Belanda terhadap Amerika Serikat, serta harus mematuhi semua aturan yang dibuat oleh IMF. Padahal, hutang itu salah satunya digunakan untuk membiayai Agresi Militer Belanda terhadap Indonesia di tahun-tahun sebelumnya. Sehingga tidak boleh tidak Indonesia pun berhutang kepada IMF untuk menutupi Hutang Belanda. Dengan demikian, kemerdekaan yang diberikan oleh Belanda kepada Indonesia hanyalah semu semata. Karena KMB itu menjadi awal mula penderitaan yang berkepanjangan.
Itu baru peristiwa pertama. Selanjutnya kita dihadapkan pada peristiwa Pembunuhan presiden Amerika, plus pelengseran presiden Soekarno yang didalangi oleh CIA dan dieksekusi oleh Soeharto. Soeharto berkuasa, Investasi usaha besar dibuka lebar, hutang kepada IMF semakin digenjot atas nama Pembangunan, Korupsi rumah tangga, sipil dibunuh, akademisi dibungkam, kuasa telak 32 tahun! Waw. Sungguh permainan yang menjanjikan, dimana idealnya sebuah negara yang dipimpin selama itu sudah memiliki SDM non Buta Huruf, karena fasilitas pendidikan sudah terbangun. Jadi, dimana pembangunan itu ketika Rakyat Indonesia terbelakang dalam pengetahuan? Tahun 2001 saya masih sekolah dengan Sarungan?
Sekarang, kita hanya menanggung beban pertumbuhan itu. Hutang bertumpuk di IMF, dan cara membayarnya adalah terus membangun pertumbuhan ekonomi. Pertanyaannya, siapa yang memegang kendali pertumbuhan ekonomi itu? Tentu orang-orang yang pikirannya tidak jauh beda dengan Soeharto. Yang mendalangi adanya OMNIBUS LAW, karena rakyat sebagian besar masih buta pengetahuan. Tidak punya bekal bidang ekonomi. Atau sekalipun banyak anak muda yang pintar, mereka tidak punya Modal. Karena orangtuanya dibuat Miskin sejak awal. Pasalnya lagi, lebih banyak anak muda yang mau menjadi Pengikut dari pada Perintis. Karena memang menjadi perintis hal yang berbeda di usia butuh pengorbanan psikologis yang besar.
Dalam situasi ini, hanya ada 2 pilihan bagi generasi bangsa kita apabila ingin selamat. Kembali kepada hidup dalam pandang Spiritualis, atau menjadi Materialis yang memegang kendali pertumbuhan sebagai Perintis termasuk modifikasi sistem. Karena Pancasila sejatinya menuntut agar Saldo Perusahaan itu Nol!
Ditulis oleh: Ali Munir S.
Mantapp
BalasHapusAjari nulis yang bagus 🙄
BalasHapusMenulislah tanpa peduli baik dan buruk.
BalasHapus